Kamis, 05 Juni 2008

Tak Mampu Bayar Rumah Sakit, Harap Uluran Tangan "Tuhan"Bayi Berusus Terburai di Bontonompo, Gowa

Kamis, 05-06-2008


Subhanallah. Bayi berjenis kelamin perempuan lahir dengan isi perutnya hapir terburai keluar di Dusun Likubodong, Desa Sengka, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa pekan lalu. Organ perut mulai dari jantung, usus, hati, ginjal dan lainnya tampak terlihat karena tidak ditutup oleh kulit.
Organnya tersebut hanya tertutupi selaput tipis berwarna bening. Jika selaput tergores dan pecah, maka isi perut itu akan terburai ke luar. Dalam bahasa medis, kelainan ini konon disebut omvalokel.
Cobaan hidup ini menimpa pasangan Nasrullah (37) dan Nurhaedah (35). Nasrullah sehar-harinya hanya menjadi sopir taksi kontrak dengan pendapatan tidak menentu, antara Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu saja. Bahkan, kadang pulang dengan tangan hampa.
Dengan wajah murung Nasrullah menceritakan nasib yang menimpa anak keempatnya itu. Bayi tersebut belum berumur sepekan. Beberapa jam setelah dilahirkan, ia langsung membawa buah hatinya itu ke Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Sungguminasa bersama tetangganya.
Di rumah sakit, sebelum mendapatkan pelayanan ia telah dimintai uang Rp 125 ribu. Tim medis saat itu berdalih sebagai pembeli selang dan susu bayi. Meski telah memperlihatkan katu askeskin, pelayanan untuk bayi malang itu tidak didapatkan.
Akhirnya, dengan terpaksa ia memilih pulang membawa bayi tersebut. "Saya tidak mempunyai biaya sebesar itu. Terpaksa kami pulang dan biar kami rawat di rumah saja," katanya lirih.
Kondisi anak keempat itu membuat Nasrullah tidak tenang. Kadang murung meratapi nasib si mungil. Terkadang ia tidak berangkat mencari nafkah karena terus memikirkan kondisi bayinya itu yang terbaring di rumah semi permanen warisan dari mertuanya itu.
Ia hanya berharap uluran tangan pemerintah dan masyarakat yang iba sehingga bayinya itu bisa mendapat perawatan yang layak. Sampai saat ini, bayi itu terus berjuang hidup meski dengan kondisi tidak normal seperti bayi pada umumnya.
Sulit Menyusui
Penderita bayi itu ternyata tidak hanya pada bagian perutnya. Bibir bagian atasnya tidak ada dan langsung bersambung dengan hidung. Akibatnya, menurut ibunya, bayi itu sulit menyusui.
Tangan dan kakinya juga tidak lengkap. Nurhaedah dengan suara terbata-bata mengaku harus memeras susunya ke dalam gelas lalu ditetes ke dalam mulut bayinya itu. "Hanya dengan cara itu anakku ini bisa bertahan hidup," jelasnya.
Selama dalam kandungan, Nurhaedah mengaku tidak merasakan kelainan. Hanya kadang janin yang dilahirkan dalam usia delapan bulan itu berada di bawah perut.

Tidak ada komentar: